Sabtu, 21 Februari 2015

Ayat Jurnal Penyesuaian

        Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.

Adapun tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah:
1. agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya
2. agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

        Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data penyesuaian akhir periode. Tidak semua akun-akun yang ada di neraca saldo dibuatkan jurnal penyesuaian, akun-akun yang perlu dibuatkan jurnal penyesuaian adalah :

No
Macam Penyesuaian
Jurnal Penyesuaian
1
Pemakaian perlengkapan
Beban Perlengkapan
        Perlengkapan
2
Piutang pendapatan/pendapatan yang masih harus diterima
Piutang……
        Pendapatan……
3
Hutang beban/beban yang masih harus dibayar
Beban……
        Hutang……
4
Hutang pendapatan/pendapatan  diterima dimuka
a.    Dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
b.   Dicatat sebagai pendapatan….. (laba rugi)



 ……diterima dimuka
        Pendapatan……


Pendapatan……
……diterima dimuka
5
Beban dibayar dimuka
a.    Dicatat sebagai hutang/pendekatan Neraca
 
b.   Dicatat sebagai beban/pendekatan laba rugi

Beban……
         ……dibayar dimuka

……dibayar dimuka
         Beban……
6
Kerugian piutang/piutang yang tak tertagih
Beban Kerugian Piutang
        Cadangan Kerugian Piutang
7
Penyusutan aktiva tetap
Beban Penyusutan……
        Akumulasi Penyusutan……
8
Persediaan barang dagangan

a.    Pendekatan Ikhtisar Laba Rugi






b.   Pendekatan Harga Pokok Penjualan 


Ikhtisar L/R
       Pers Barang Dagang (awal) 

Pers Barang Dagang (akhir)
          Ikhtisar L/R


Harga Pokok Penjualan
       Pers Barang Dagang (awal)
       Pembelian
       Beban Angkut Pembelian
Pers Barang Dagang (akhir)
Retur Pembelian
Potongan Pembelian
         Harga Pokok Penjualan

Contoh jurnal penyesuaian :
1.         Pemakaian Perlengkapan
Contoh :
Pada tanggal 1 Juni 2013, saldo akun perlengkapan berjumlah Rp. 3.500.000 Pada akhir periode perlengkapan yang tersisa berjumlah Rp. 500.000
Perhitungan :
Perlengkapan yang digunakan = Rp 3.500.000 - Rp 500.000
                                                  = Rp 3.000.000
Jurnal Penyesuaian :
Beban Perlengkapan                 Rp 3.000.000
         Perlengkapan                               Rp 3.000.000
2.         Pendapatan Yang Masih Harus Diterima/Piutang Pendapatan
Contoh :
Pekerjaan jasa yang telah selesai dikerjakan pada bulan Juni 2013 tetapi belum diserahkan kepada pemesan seharga Rp 5.200.000
Jurnal Penyesuaian :
Piutang Pendapatan                 Rp 5.200.000
         Pendapatan                                 Rp 5.200.000
3.         Beban Yang Masih Harus Dibayar/Hutang Beban
Contoh :
Perusahaan mempekerjakan 5 pekerja dengan upah @Rp. 50.000 per hari. Upah dibayarkan setiap hari Sabtu untuk masa enam hari kerja. Pembayaran upah terakhir dilakukan pada hari Sabtu tanggal 29 Desember 2013. Beban upah yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2013 adalah satu hari, yaitu Senin, 31 Desember 2013.
Perhitungan :
5 (pekerja) x 1 (hari) x Rp 50.000 = Rp 250.000
Jurnal penyesuaian :
Beban Gaji                        Rp 250.000
         Hutang Gaji                           Rp 250.000
4.         Pendapatan Diterima Dimuka/Hutang Pendapatan

a.       Dicatat sebagai akun pendapatan diterima dimuka (hutang/neraca)
Contoh :
Pada tanggal 1 Mei 2013, diterima pembayaran sewa gedung sebesar Rp. 3.600.000 untuk masa satu tahun.
Perhitungan :
1 mei s/d 31 des = 8 bulan
8/12 x Rp 3.600.000 = Rp 2.400.000
Jurnal Penyesuaian :
Sewa Diterima Dimuka                 Rp 2.400.000
          Pendapatan Sewa                             Rp 2.400.000
b.      Dicatat sebagai akun pendapatan…..
Perhitungan :
Karena dicatat sebagai akun pendapatan sewa, maka perusahaan hanya boleh mengakui pendapatan sebesar Rp 2.400.000 yaitu dari 1 mei sampai dengan 31 desember, maka untuk mengisi saldo di jurnal penyesuaian perhitungannya :
Rp 3.600.000 - Rp 2.400.000 = Rp 1.200.000
Jurnal penyesuaian :
Pendapatan Sewa                    Rp 1.200.000
          Sewa Diterima Dimuka             Rp 1.200.000

5.         Beban Dibayar Dimuka
                 a.       Dicatat sebagai harta
Contoh :
Pada tanggal 1 September 2013, dibayar sewa gedung sebesar Rp. 4.800.000 untuk masa satu tahun.
Perhitungan : 
Karena dicatat sebagai harta, maka akun yang ingin disesuaikan adalah harta. Beban yang diakui pada periode tersebut hanya 4 bulan
1 sep s/d 31 des = 4 bulan
4/12 x  Rp 4.800.000,- = Rp 1.600.000
Jurnal Penyesuaian :
Beban Sewa                           Rp 1.600.000
           Sewa Dibayar Dimuka           Rp 1.600.000
b.      Dicatat sebagai beban
Perhitungan :
8/12 x Rp 4.800.000 = Rp 3.200.000
Jurnal penyesuaian :
Sewa Dibayar Dimuka              Rp 3.200.000
           Beban Sewa                             Rp 3.200.000

6.         Kerugian Piutang/Piutang Yang Tidak Tertagih
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2013 PD MAJU memiliki piutang sebesar Rp 7.000.000. Perusahaan menetapkan besar kerugian piutang adalah 10% dari total piutang.
Perhitungan :
Kerugian piutang = 10% x Rp 7.000.000 = Rp 700.000
Jurnal Penyesuaian :
Beban Kerugian Piutang                   Rp 700.000
          Cadangan Kerugian Piutang              Rp 700.000
7.      Penyusutan Aktiva Tetap
Contoh :
Sebuah perusahaan membeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000. Diperkirakan nilai residu dari mesin tersebut setelah 12 tahun dipakai adalah sebesar Rp 60.000.000
Perhitungan :
Rp 360.000.000 - Rp 60.000.000 = Rp 25.000.000 per tahun
                 12 tahun
Jurnal penyesuaian :
Beban Penyusutan Mesin             Rp 25.000.000
         Akumulasi Penyusutan Mesin       Rp 25.000.000
8.      Persediaan Barang Dagangan
a.       Metode ikhtisar laba rugi
Ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan metode ikhtisar laba rugi, maka ada 2 langkah yang dilakukan yaitu :
1.      Memindahkan jumlah persediaan awal barang dagangan kea kun ikhtisar laba rugi. Akibatnya, terjadi perubahan status akun persediaan barang dagangan yang tergolong dalam akun riil menjadi akun nominal, hal ini karena persediaan awal merupakan bagian dari harga pokok barang yang telah terjual.
2.      Mendebet jumlah akun persediaan akhir barang dagangan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi untuk melihat pengurangan nilai barang dagangan yang tersedia untuk dijual.
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA 30 Desember 2013, akun persediaan barang dagang seharga Rp 145.000.000
Data penyesuaian, harga persediaan barang dagang akhir adalah Rp 122.500.000
Jurnal Penyesuaian :
Ikhtisar Laba Rugi             Rp 145.000.000
        Pers Barang Dagang (Awal)          Rp 145.000.000
Pers Barang Dagang (Akhir)    Rp 122.500.000
        Ikhtisar Laba Rugi                       Rp 122.500.000

b.      Metode Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan perusahaan, atau harga perolehan barang yang terjual.
Contoh :
Dalam neraca saldo PD NUSA diketahui data sebagai berikut :
Persediaan barang dagang          Rp.   6.500.000
Pembelian                                   Rp. 35.000.000
Retur pembelian                          Rp.     650.000
Beban angkut pembelian            Rp.      250.000
Potongan pembelian                   Rp      .200.000
Data penyesuaian menunjukkan persediaan barang dagang akhir sebesar Rp. 10.000.000.
Jurnal Penyesuaian :
Harga Pokok Penjualan        Rp 41.750.000
         Pembelian                              Rp 35.000.000
         Beban Angkut Pembelian      Rp       250.000
         Pers Barang Dagang (Awal)   Rp    6.500.000
Retur Pembelian                      Rp     650.000
Potongan Pembelian                Rp     200.000
Pers Barang Dagang (Akhir)   Rp 10.000.000 
                         Harga Pokok Penjualan              Rp 10.850.000